Langsung ke konten utama

Kusta Dalam Pandangan Agama

Ada beberapa penyakit yang ternyata sudah ada sejak ratusan tahun silam dan masih ada hingga sekarang, seperti halnya kusta yang ternyata sering dikaitkan dengan dosa, karma dan juga ujian dari Yang Maha Kuasa ketika dipandang dari sisi agama. Penyakit yang sudah ada sejak zaman kuno, bahkan sudah tertulis dalam kitab-kitab suci beberapa agama. 

Ketika seseorang menderita penyakit kusta, acap kali orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) seringkali mereka mengalami yang namanya diskriminasi. Saya berkesempatan untuk menyimak langsung pembahasan mengenai Kusta dalam Perspektif Agama. Ada semacam kesulitan yang dihadapi ketika harus kembali ke masyarakat karena hilangnya rasa percaya diri dan cenderung menarik diri dari lingkungan sosialnya. 




Dibahas tuntas pada Ruang Publik KBR yang dipersembahkan oleh NLR Indonesia yang mengangkat tema Kusta Dalam Perspektif Agama bersama narasumber:
- Ustadz Muhammad Iqbal Syauqi Al Ghiffary
- Pdt. (Emeritus) Corinus Leunufna - Pendeta & OYPMK

Kusta Sudah ada Sejak Zaman Nabi Muhammad SAW
Seperti apa yang diutarakan oleh dokter Iqbal, bahwa penyakit kusta sudah ada sejak jaman Nabi Muhammad SAW yang tertuang dalam sebuah hadits. Sudah digambarkan sejak zaman dulu bahwa penyakit kusta salah satu penyakit yang cukup mengkhawatirkan, namun Rasulullah sendiri tidak mendiskriminasi bahkan mengucilkan mereka penderita kusta. Ada rasa ketakutan tersendiri atas penyakit ini, mulai dari takut akan kecacatan dan stigma yang ditimbulkan dari kusta yang dialami seseorang. 

Bahkan ada semacam doa khusus yang diminta oleh Nabi Muhammad SAW untuk kesembuhan dari para pasien kusta. Bahkan Nabi Ayyub sendiri pernah diuji dengan penyakit kulit atau kusta. Sakitnya Nabi Ayyub merupakan sebuah ujian selama 18 tahun. Nabi Ayyub tidak dikutuk, karena beliau tidak melakukan semacam kesalahan yang mengharuskan beliau harus diadzab. Saat itu memang sakit yang diterima menimbulkan semacam stigma, konteksnya dengan saat ini bahwa kusta penyakit yang bisa diobati.

Penyebab Seseorang Menderita Kusta
Stigma yang terjadi pada penderita kusta karena adanya ketidaktahuan seseorang, penyakit kusta sendiri merupakan penyakit menular yang penyebarannya terjadi karena ada beberapa faktor. Yang pertama yaitu faktor kontak, maksudnya kontak erat dan bukan dalam waktu singkat, yang kedua faktor kondisi tubuh saat seseorang terpapar kusta. 

Penyakit kusta sendiri disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae (M. leprae) atau Mycobacterium lepromatosis (M. lepromatosis). Penyakit yang menyerang kulit, saraf tepi, permukaan mukosa pada saluran pernapasan atas dan mata. Bakteri Mycobacterium yang bisa berkembang secara perlahan-lahan. Penyakit yang bisa diobati dan bisa disembuhkan ini, termasuk kecacatan yang dialami bisa sembuh jika diobati sedari dini dan diketahui gejalanya.

Apakah kusta lahir dari akibat kutukan atau dosa? seperti apa yang diutarakan oleh dokter Iqbal yang mengatakan bahwa ada semacam peranan dari tokoh masyarakat atau ahli agama untuk membuka pengetahuan terkait penyakit kusta. Stigma yang sampai saat ini masih melekat pada penderita kusta.


Tekad yang Kuat Untuk Sembuh dari Pak Pendeta
Pak Pendeta (Emeritus) Corinus Leunufna yang merupakan OYPMK bercerita mengenai awal mulanya beliau mengetahui penyakit yang dideritanya, yaitu saat beliau konsultasi ke dokter dan mengatakan bahwa beliau mengalami mati rasa pada kaki, lalu disarankan untuk periksa ke dokter. Ada semacam ketakukan akan stigma yang diberikan oleh masyarakat, namun berusaha untuk tegar dan kuat. Semangat untuk sembuh begitu kuat dengan pengobatan yang dilakukan dengan minum obat tidak putus-putus selama 12 bulan.

"Tidak menyesal menjadi seorang OYPMK, sebagai seorang rohaniawan yang selalu berdoa untuk mereka yang kurang beruntung termasuk yang kurang beruntung agar segera diangkat penyakitnya" kata Pendeta Corinus Leunufna. Ketika menderita kusta, Pak pendeta semacam disadarkan bahwa ini langkah yang harus dijalankan untuk memulai tugas-tugas untuk turut terlibat dalam pelayanan terhadap penderita kusta.

Untuk pembahasan mengenai kusta sendiri pada alkitab ada sekitar 8 kitab yang membahas mengenai kusta, bahkan dibahas sampai 23 kali dan itu jumlah yang banyak. Diyakini bahwa kusta merupakan kutukan Tuhan baik didalam perjanjian lama maupun perjanjian baru, harap dimaklumi karena pada saat itu belum ada medis untuk menyelidiki penyakit ini.

Pengobatan Kusta dari Perspektif Agama
Dalam perspektif Alkitab bahwa kusta itu kutukan, dimana saat itu belum ada tempat untuk berobat dan orang-orang yang ahli dibidang medis, termasuk obat-obatan. Pengobatannya sendiri dilakukan dengan memohon ampun dan ketika sudah sembuh maka harus dilakukan semacam upacara. Pada perjanjian lama, orang tersebut harus datang kepada imam yang nantinya imam tersebut yang akan menentukan seseorang sembuh atau tidak, dan kalau sudah sembuh maka dia bisa diterima oleh masyarakat. Terkait obat khusus yang bersifat medis di perjanjian lama belum dibahas, hanya diminta untuk mohon ampun saja.

Untuk pengobatan dalam agama Islam bahwa diharuskan berusaha dalam dua hal, secara rohani maupun jasmani. Ternyata saya juga baru tau kalau ada doa khusus agar terbebas dari kusta. memang saat seseorang menderita sebuah penyakit hendaklah meminta kepada Allah agar segera diangkat penyakitnya, bisa berdoa secara spesifik atau doa pada umumnya. Pengobatan secara fisik, baik obat maupun metodenya seperti apa memang tidak disebutkan karena dimasa itu belum diketahui secara pasti. Rasulullah selalu mengajarkan untuk selalu berhati-hati, termasuk urusan dalam menjaga kebersihan dan tidak melakukan diskriminasi.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

IKN Kota Dunia Untuk Semua

Sudah sejak lama saya penasaran, sudah sejauh mana pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). Saat kita baca berita, mungkin ada yang masih meragukan akan proses pembangunannya kalau tidak melihat langsung dengan mata sendiri. Dengan adanya para influencer yang langsung menuju pembangunan IKN beberapa saat lalu, semakin banyak dari kita semua termasuk saya yang begitu takjub akan pembangunan IKN yang diperkirakan rampung di tahun 2045, jadi memang benar nyata ya proses pembanguna IKN yang sedang berlangsung saat ini. Temu Influencer Proses Pembangunan IKN Saya sebagai generasi muda begitu antusias akan setiap proses yang berlngsung sampai bisa selesai secara menyeluruh pembanguna IKN yang berada di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara di Provinsi Kalimantan Timur dengan proses pembangunannya saat ini sudah mencapai 56%. Temu Influencer di Kembang Goela Jakarta Beberapa hari lalu, saya dan para influencer lainnya berkesempatan untuk bisa menyimak secara langsung perkembangan IKN

cinta sejati dari PRUCinta

Hanya cinta sejati yang bisa, bertahan tanpa mengenal waktu. Ya itu sepenggal lirik dari band element yang masih saya ingat sampai sekarang. Jika kalian membacanya sambil bernyanyi ya mungkin saja kita seumuran nih. Membicarakan cinta memang tidak akan ada habisnya, akan ada ribuan topik yang bisa dibahas dari satu kata cinta. Sampai ada kata-kata hanya maut yang mampu memisahkan cinta kita. Bagi sebagian orang ini mungkin terdengar lebay namun ada juga yang mengaggap ini kata-kata yang sangat puitis sekali.  Peluncuran asuransi jiwa syariah PRUCinta PRUCinta Bukti Cinta Sesungguhnya Selalu ada pengorbanan yang akan kita lakukan terhadap orang-orang yang kita cintai, termasuk juga pengorbanan terhadap keluarga pastinya yang entah apapun itu bentuknya pasti akan dilakukan untuk keluarga tercinta. Salah satu wujud cinta yang nyata yang bisa kita lakukan ternyata bisa lho melalui sebuah produk asuransi, maksudnya apa nih produk asuransi? Jadi saat ini Prudential telah meluncu

pulse asisten kesehatan dalam genggaman

Akhir-akhir ini cuaca di Jakarta lagi gak menentu, terkadang hujan deras yang cukup lama lalu besoknya matahari begitu teriknya. Kondisi seperti inilah yang gampang bikin siapapun mudah sakit, apalagi jika kita kurang menjaga kondisi tubuh. Hidup di kota besar yang serba cepat ternyata dapat membuat seseorang mudah stres, kurangnya istirahat dan pola makan yang tidak teratur. Jika hal ini terus menerus dilakukan bukan tidak mungkin seseorang dapat dengan mudah terkena penyakit. Jika sudah sakit maka melakukan hal apapun tentu akan menjadi hal yang tidak mudah dan orang-orang disekitar kita juga akan terkena dampaknya seperti harus membelikan obat atau bahkan harus menjaga kita yang sakit. Jangan sampai salah mendiagnosa diri sendiri sedang terkena penyakit apa, jika sampai salah justru akan berujung pada kesehatan yang semakin buruk. Dikehidupan yang semakin modern ini ternyata permintaan layanan kesehatan yang terjangkau semakin tinggi termasuk melalu dunia digital. Untuk itu had